STUDI PELAKSANAN MIHNAH PADA MASA KHALIFAH AL - MA'MUN 4507
Kaum Mu'tazilah adalah golongan yang
membawa persoalan-persoalan teologi yang lebih mendalam dan bersifat filosofis
dari pada persoalan-persoalan yang dibawa aliran lainnya seperti kaum Khawarij
dan Murji'ah. Dalam pembahasannya mereka banyak menggunakan kekuatan akal
sehingga mereka sering dijuluki "Kaum Rasionalis Islam".
Ajaran pokok aliran Mu'tazilah
adalah panca ajaran atau pancasila Mu'tazilah. Diantara kelima konsep teologis
tersebut dalam paham Mu'tazilah adalah al-Tauhid atau ke-Maha Esa-an Tuhan.
Dalam paham mereka Tuhan akan betul-betul Maha Esa kalau Dia merupakan suatu
zat yang unik, tidak ada yang serupa dengan Dia. Satu-satunya sifat Tuhan yang
betul-betul tidak mungkin ada pada makhluknya adalah sifat qadim, dalam arti
tidak mempunyai permulaan. Dan oleh karena itu tidak ada yang lain selain dari
Allah yang bisa bersifat qadim. Hanya Zat Tuhan yang boleh qadim. Atas dasar
keyakinan ini, selain Zat Tuhan adalah makhluk. Konsekuensi logis dari keyakinan
ini berakibat pada pemahaman bahwa al-Qur'an adalah makhluq, baharu dan
diciptakan.
Menurut paham Mu'tazilah jika
Al-Qur'an memiliki sifat qadim, maka akan menimbulkan adanya zat yang qadim
selain Tuhan. Hal ini berarti menduakan Tuhan (Syirik). Syirik adalah dosa
besar dan tidak dapat diampuni Tuhan.
Mu'tazilah merupakan aliran teologi
yang dekat, bahkan bisa dikatakan berafiliasi, dengan kekuasaan dinasti Bani
Abbasyiah fase pertama. Karena dekatnya, pada masa pemerintahan Al-Makmun (198
H - 218 H/813 M - 833 M). Mu'tazilah dijadikan madzhab resmi yang dianut oleh
negara. Dengan posisi ini mereka memaksakan paham dan keyakinannya kepada
golongan lain dengan menggunakan kekuatan yang mengaibatkan timbulnya suatu
peristiwa yang terkenal dengan nama "Peristiwa al-Qur'an".
Dari uraian singkat di atas,
timbullah pertanyaan-pertanyaan yang berangkai. Apa mihnah itu ? Apa yang
melatarbelakangi timbulnya mihnah? Tulisan ini mencoba mencari jawaban atas
beberapa pertanyaan tersebut di atas, serta mengambil manfaatnya dalam usaha
membangkitkan kembali kejayaan umat Islam di masa kini dan akan datang
Usaha kaum Mu'tazilah dalalm
memadukan antara ilmu pengetahuan dan filsafat dengan Islam, ternyata membawa
dampak positif terhadap paham ke-Esaan Tuhan. Hal itu teerbukti secara falsafi
dan Qur'an, paham kemakhlukan al-Qur'an sulit untuk diterima oleh kebanyakan
orang. Paham ini terbatas bagi kaum intelek dan ilmuan.
Gerakan mihnah sebagai usaha dalam
menanamkan paham kemakhlukan al-Qur'an adalah sebagai manifestasi dari ajaran
al-tauhid dan al-amr bi al-ma'ruf wa al-nahy'an al-munkar dalam ajaran pokok
Mu'tazilah. DOWNLOAD
FILE LENGKAPNYA
0 komentar:
Posting Komentar