KONSEP SABAR MENURUT M. QURAISH SHIHAB DAN HUBUNGANNYA
DENGAN KESEHATAN MENTAL 4363
Permasalahan skripsi ini adalah
bagaimana pemikiran M. Quraish Shihab tentang sabar? Bagaimana relevansi
pemikiran M. Quraish Shihab tentang sabar dengan kesehatan mental? Dalam
pengumpulan data melalui riset kepustakaan (library research). Sumber datanya
yaitu pemikiran M. Quraish Shihab tentang sabar yang menjadi obyek pembahasan
tersebut dalam buku (1) Secercah Cahaya Ilahi; dan (2) Menjemput Maut Bekal
Perjalanan Menuju Allah SWT. Data sekundernya yaitu sejumlah literatur yang
relevan dengan judul ini. metode analisis data menggunakan metode deduktif dan
interpretasi.
Hasil pembahasan menunjukkan bahwa
menurut M. Quraish Shihab seseorang yang ditimpa malapetaka, bila mengikuti
kehendak nafsunya, akan meronta, menggerutu dalam berbagai bentuk dan terhadap
berbagai pihak: terhadap Tuhan, manusia, atau lingkungannya. Akan tetapi, bila
dia menahan diri, dia akan menerima dengan penuh kerelaan malapetaka yang
terjadi itu, mungkin, sambil menghibur hatinya dengan berkata, "Malapetaka
tersebut dapat terjadi melebihi yang telah terjadi" atau, "Pasti ada
hikmah di balik yang telah terjadi itu," dan lain sebagainya, sehingga
semuanya itu diterimanya sambil mengharapkan sesuatu yang lebih baik di
kemudian hari. Di sini sabar diartikan sebagai "menerima dengan penuh
kerelaan ketetapan-ketetapan Tuhan yang tidak terelakkan lagi". Kesabaran
menuntut ketabahan dalam menghadapi sesuatu yang sulit, berat, dan pahit, yang
harus diterima dan dihadapi dengan penuh tanggung jawab. Berdasar kesimpulan
tersebut, para agamawan merumuskan pengertian sabar sebagai "menahan diri
atau membatasi jiwa dari keinginannya demi mencapai sesuatu yang baik atau
lebih baik (luhur.
Konsep M. Quraish Shihab yang
menyuruh manusia untuk sabar sangat relevan dengan kesehatan mental karena
dengan sabar maka dapat membentuk manusia yang bermental sehat. Al-Quran
mengajak kaum muslimin agar berhias diri dengan kesabaran. Sebab, kesabaran
mempunyai faedah yang besar dalam membina jiwa, memantapkan kepribadian,
meningkatkan kekuatan manusia dalam menahan penderitaan, memperbaharui kekuatan
manusia dalam menghadapi berbagai problem hidup, beban hidup, musibah, dan
bencana, serta menggerakkan kesanggupannya untuk terus-menerus berjihad dalam
rangka meninggikan kalimah Allah SWT. Apabila seseorang bersabar dalam memikul
kesulitan dan musibah hidup, bersabar dalam gangguan dan permusuhan orang lain,
bersabar dalam beribadah, dan taat kepada Allah SWT, maka mentalnya akan sehat.
Sabar dalam melawan syahwat, bersabar dalam bekerja dan berkarya, ia tergolong
orang yang memiliki kepribadian yang matang, seimbang, paripurna, kreatif, dan
aktif. Selain itu, ia juga menjadi orang yang terlindung dari kegelisahan dan
aman dari gangguan-gangguan kejiwaan.
0 komentar:
Posting Komentar