DOA MENURUT MUTAZILAH ( STUDY ANALISIS ) 4937
Penelitian ini mencoba untuk mendeskripsikan doa menurut
kaum Mutazilah dengan menggunakan metode library reseach (penelitian pustaka)
dengan analisis isi dan deskripsi. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui: 1) Bagaimana konsep doa menurut mutazilah? 2) Apa peranan doa bagi
kaum Mutazilah? Hasil penelitian
yang dilakukan oleh penulis adalah:
1. Doa menurut mutazilah adalah pengungkapkan hasrat dalam diri manusia mengenai harapan dan keinginan yang disampaikan langsung kepada diri manusia sendiri maupun kepada Allah SWT.
1. Doa menurut mutazilah adalah pengungkapkan hasrat dalam diri manusia mengenai harapan dan keinginan yang disampaikan langsung kepada diri manusia sendiri maupun kepada Allah SWT.
2. Doa adalah sarana jembatan kesadaran diri manusia
sebagai hamba dan kesadaran manusia akan kekuasaan Allah SWT., yang berwujud
pola komunikasi sebagai bentuk media memberitahukan hasrat hidup sebagai
manusia. Dimensi ini dilakukan dengan langsung secara verbal (lisan), dan
sunnatullah sebagai manusia. Hal ini dapat diketahui dari uraian mutazilah yang
masih mempercayai wahyu (al-quran). Wahyu berperan sebagai pemberi informasi
dan konfirmasi. Memperkuat apa yang telah diketahui manusia melalui akal.
3. Doa mempunyai peranan yang sangat penting menurut mutazilah. Manusia memiliki segala daya yang telah diciptakan Tuhan untuk berbuat. Kaum mutazilah memposisikan usaha sebagai suatu hal yang dikerjakan oleh manusia, tanpa perlu campur tangan Tuhan. Namun, dengan adanya sebentuk pengharapan manusia atas apa yang diinginkan, merupakan bukti bahwa secara implisit manusia berharap akan sesuatu, dan hal itu merupakan indikator yang kuat bahwa doa merupakan suatu hal yang penting bagi kehidupan. Dari analisa atas doktrin-diktrin yang diajarkan Mutazilah seperti; kehendak bebas manusia, keadilan Tuhan, dan hubungannya dengan sunatullah, maka secara implisit memberikan pengertian bahwa doa masih berguna bagi kaum mutazilah. Berlandaskan argumentasi rasional dijelaskan bahwa doa merupakan bentuk energi yang paling kuat yang bisa dihasilkan oleh manusia. Kekuatan ini nyata seperti halnya daya tarik bumi (law of attraction).
3. Doa mempunyai peranan yang sangat penting menurut mutazilah. Manusia memiliki segala daya yang telah diciptakan Tuhan untuk berbuat. Kaum mutazilah memposisikan usaha sebagai suatu hal yang dikerjakan oleh manusia, tanpa perlu campur tangan Tuhan. Namun, dengan adanya sebentuk pengharapan manusia atas apa yang diinginkan, merupakan bukti bahwa secara implisit manusia berharap akan sesuatu, dan hal itu merupakan indikator yang kuat bahwa doa merupakan suatu hal yang penting bagi kehidupan. Dari analisa atas doktrin-diktrin yang diajarkan Mutazilah seperti; kehendak bebas manusia, keadilan Tuhan, dan hubungannya dengan sunatullah, maka secara implisit memberikan pengertian bahwa doa masih berguna bagi kaum mutazilah. Berlandaskan argumentasi rasional dijelaskan bahwa doa merupakan bentuk energi yang paling kuat yang bisa dihasilkan oleh manusia. Kekuatan ini nyata seperti halnya daya tarik bumi (law of attraction).
Adapun peranan doa menurut mutazilah tersebut dapat juga
dilihat dari 2 aspek/sisi:
a)
Sisi
Psikologis
Secara psikologis, dengan berdoa,
diri manusia akan selalu terarahkan pada apa yang diharapkannya. Hal tersebut
dapat kita pahami dengan tiga langkah. Petama, Meminta (berdoa), kedua adalah
menjawab (mengkabulkan) dan ketiga adalah menerima, di mana manusia harus
memposisikan diri agar sejalan dengan apa yang mereka minta.
b) Sisi Hukum Alam (Sunnatullah)
b) Sisi Hukum Alam (Sunnatullah)
Doa yang diungkapkan kepada Allah
SWT. bukan hal-hal yang bertentangan dengan sunnatullah. Kaum mutazilah percaya
pada hukum alam atau sunnah Allah yang menganut perjalanan kosmos dan dengan
demikian menganut paham determinisme. Seperti semua hukum alam, ada
kesempurnaan total dalam hukum tersebut. Manusia mencipta hidup mereka. Apapun
yang manusia tanam, akan mereka tuai. Pikiran-pikiran (harapan/doa) manusia
adalah benih, dan panen yang akan mereka petik akan bergantung pada benih yang
mereka tanam. Apa yang sedang manusia pikirkan saat ini merupakan penciptaan
masa depan mereka. Manusia menciptakan hidup mereka dengan pikiran-pikiran
mereka. Karena manusia selalu berfikir, manusia selalu mencipta. Apa yang
paling manusia pikirkan (dominan) atau fokuskan adalah apa yang akan muncul
dalam hidup mereka.
0 komentar:
Posting Komentar