MANUSIA SUPER (Study Komparatif Perspektif Friedrich
Wilhelm Nietzsche dan Muhammad Iqbal) 4720
Istilah manusia sempurna dalam
khazanah Islam dikenal pada abad ketujuh Hijriah dan digunakan pertama kali di
dunia Islam oleh seorang sufi yang masyhur yaitu Muhyiddin Arabi al-Andalusi
atau yang lebih dikenal dengan sebutan Ibnu Arabi. Ia menggunakan istilah
"manusia sempurna" atau insan kamil dari perspektif tasawuf. Istilah
ini selanjutnya mendapat perhatian khusus dari al-Jilli, yang mengembangkan
konsep tersebut dalam karya tersendiri, al-insan al-kamil.
Penulis, dalam penelitian ini tidak
terlalu jauh mengomentari gagasannya. Penulis hanya akan membahas dari sudut
pandang filosofis tentang konsep manusia super yang dalam kajian ini
menganalisis pemikiran Nietzsche tentang Ubermensch dan pemikiran Iqbal tentang
Manusia Ideal yang Kreatif sebagai konsepsi tentang manusia sempurna. Sehingga
pemahaman tentang manusia sempurna mencakup ranah filsafat, yaitu filsafat
Barat dan filsafat Islam.
Metodologi penelitian yang digunakan
dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian kepustakaan (library research),
karena hasil yang ditemukan adalah analisis terhadap buku-buku yang dijadikan
sumber oleh penulis-yang mana dalam menganalisis data penulis menggunakan
metode deskriptif, content analysis-di sini penulis berusaha menganalisis
substansi pemikiran Muhammad Iqbal dan Nietzsche yang terdapat dalam berbagai
karyanya yang mempunyai relevansi dengan topik penelitian dan metode
komparati-metode ini diaplikasikan dengan cara membandingkan pemikiran
Nietzsche dan Muhammad Iqbal. Dari perbandingan ini dapat ditemukan persamaan
dan perbedaan masing-masing pemikiran Nietzsche dan Muhammad Iqbal tentang
manusia super.
Menurut Nietzsche, Ubermencsh atau
manusia super adalah manusia yang tanpa ada ikatan dari Tuhan yang pada
akhirnya dapat menghambat potensi manusia dalam kehendak berkreasi. Manusia
super adalah manusia yang sudah sanggup menerima berita kematian Tuhan. Dengan
matinya Tuhan, maka akan terbuka suatu daerah yang tidak bertuan yang harus
dikuasai. Tanpa Tuhan manusia menjadi amat individual, sebab tidak ada lagi ikatan
bersama. Hal ini akan memberi kesempatan yang seluas-luasnya untuk menentukan
dirinya. Manusia yang mempunyai kehendak untuk berkuasa (will to power) tidak
perlu lagi adanya Tuhan. Karena will to power berisi kekuasaan, Tuhan dan lain
sebagainya. Orang yang sudah melewati ini adalah Ubermencsh. Manusia siapapun
itu adalah Ubermencsh ketika berfikir; sejauh dia mampu memformal will to
power. Urusan benar dan salah adalah bagaimana will to power berkuasa.
Ubermencsh adalah orang yang sudah punya kuasa penuh.
Bagi Iqbal, manusia super adalah manusia yang dapat
menyerap sifat-sifat Tuhan. Manusia di jadikan Tuhan sebagai makhluk pilihan
karena dia memiliki ego. Manusia dalam pandangan Iqbal adalah makhluk yang di
satu pihak-dengan seluruh kreatifitas yang ada pada dirinya-hendak membangun
kerajaan Tuhan di bumi sebaik mungkin, dan di pihak lain, unsur rohaninya di
mana egonya ikut menghayati kehidupan dan kemerdekaan Ego terakhir sehingga
mendapat bimbingan-Nya dan pada akhirnya menjadi hamba yang saleh DOWNLOAD
FILE LENGKAPNYA
0 komentar:
Posting Komentar