Get this gadget at facebook popup like box

Sabtu, 17 Desember 2011

METODE TAFSIR KONTEMPORER (Studi Analisis Terhadap Metode Tafsir Progresif Farid Esack) 4514


METODE TAFSIR KONTEMPORER (Studi Analisis Terhadap Metode Tafsir Progresif Farid Esack) 4514

 Metode Tafsir Kontemporer; Studi Analisis terhadap Metode Tafsir Progresif Farid Esack, bertujuan untuk memahami interpretasi Farid Esack terhadap ayat-ayat al-Qur'an di tengah pluralitas dan kemajemukan keyakinan rakyat Afrika Selatan serta di tengah penindasan rezim yang rasis dan rasialis, yaitu rezim Apartheid. Beberapa alasan yang mendasari pemilihan judul ini adalah pertama, untuk mengetahui cara Farid Esack berinteraksi dengan teks al-Qur'an. Kedua, untuk mengetahui aplikasi metode tafsir progresif dalam menafsirkan teks al-Qur'an. Ketiga, mengetahui pengaruh metode tafsir progresif dalam membentuk tatanan kehidupan sosial di Afrika Selatan.
Menurut Farid Esack "al-Quran tidaklah unik, wahyu senantiasa merupakan tanggapan atas masyarakat tertentu," meskipun ia mengklaim dirinya sebagai petunjuk bagi ummat manusia (QS 2:175) tapi secara umum ditunjukkan bagi orang-orang Hijaz periode pewahyuan.......pemisahan antara teks dan konteks bukan sikap yang tepat, karena teks dan konteks seperti dua mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Esack meyakini bahwa al-Qur'an diwahyukan secara progresif sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada masa pewahyuan, dan pada masa selanjutnya harus terus menerus dibaca seperti itu. Maka dari itu kita harus mengadakan reinterpretasi ayat-ayat al-Qur'an, yang dialektika, dinamis antara teks dan konteks, karena dengan melakukan hal tersebut, ajaran agama akan mengikuti perkembangan zaman sehingga akan membuat agama tetap relevan dan menjadi panutan bagi umatnya dalam menjalani kehidupan.
Esack, dalam hal ini berangkat dari proses pewahyuan progresif yang ia lihat dari adanya konsep asbab al-nuzul dan nasikh dalam al-Qur'an. Dua konsep inilah dalam pandangan Esack menunjukkan ke-"aktifan respon Tuhan terhadap kehidupan manusia di muka bumi. Untuk itu, berkaitan dengan rakyat Afrika Selatan yang majemuk namun berada pada satu nasib, Esack mencoba melakukan interpretasi terhadap ayat-ayat al-Qur'an terutama terhadap konsep-konsep teologis ---yang bersifat eksklusif (Islam eksklusif)---yang telah mapan di kalangan ulama konservatif seperti, konsep Islam, kafir, jihad, dan konsep mustadl'afun. Dalam kacamata Esack, konsep-konsep yang bersifat eksklusif tersebut merupakan penghalang tumbuhnya solidaritas dan persatuan di antara mereka, untuk itu harus di-"nasakh" dengan interpretasi yang bersifat inklusif dan liberatif (Islam inklusif).
Dalam skripsi ini penulis menggunakan metode historis-verifikasi dan deskriptif. Artinya, mendeskripsikan back ground sejarah yang melingkupi Esack dengan maksud untuk memahami karakter Esack dalam merumuskan pemikirannya dalam bentuk metode tafsir progresif. Metode ini digunakan untuk melihat benang merah dalam pengembangan pemikiran Esack, baik yang berhubungan dengan lingkungan historis maupun pengaruh-pengaruh yang dialami dalam perjalanannya. Selain itu metode ini digunakan untuk menerjemahkan pikiran dalam konteks dulu ke dalam terminologi pemahaman yang sesuai dengan cara berpikir sekarang.
Esack meyakini bahwa pluralitas adalah fitrah Tuhan yang tak terelakkan. Untuk itu, yang terpenting sebagai khalifatullah fi al-ardl adalah menebar perdamaian di muka bumi sebagai misi Islam dan menumbuhkan semangat solidaritas dan persatuan dengan senantiasa berlomba-lomba dalam kebaikan (fastabiq al-khairat) DOWNLOAD FILE LENGKAPNYA

0 komentar:

Posting Komentar