METODE TAFSIR KONTEMPORER (Studi
Analisis Terhadap Metode Tafsir Progresif Farid Esack) 4514
Metode Tafsir Kontemporer; Studi Analisis
terhadap Metode Tafsir Progresif Farid Esack, bertujuan untuk memahami
interpretasi Farid Esack terhadap ayat-ayat al-Qur'an di tengah pluralitas dan
kemajemukan keyakinan rakyat Afrika Selatan serta di tengah penindasan rezim
yang rasis dan rasialis, yaitu rezim Apartheid. Beberapa alasan yang mendasari
pemilihan judul ini adalah pertama, untuk mengetahui cara Farid Esack
berinteraksi dengan teks al-Qur'an. Kedua, untuk mengetahui aplikasi metode
tafsir progresif dalam menafsirkan teks al-Qur'an. Ketiga, mengetahui pengaruh
metode tafsir progresif dalam membentuk tatanan kehidupan sosial di Afrika
Selatan.
Menurut Farid Esack "al-Quran
tidaklah unik, wahyu senantiasa merupakan tanggapan atas masyarakat
tertentu," meskipun ia mengklaim dirinya sebagai petunjuk bagi ummat
manusia (QS 2:175) tapi secara umum ditunjukkan bagi orang-orang Hijaz periode
pewahyuan.......pemisahan antara teks dan konteks bukan sikap yang tepat,
karena teks dan konteks seperti dua mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Esack
meyakini bahwa al-Qur'an diwahyukan secara progresif sesuai dengan kebutuhan
masyarakat pada masa pewahyuan, dan pada masa selanjutnya harus terus menerus
dibaca seperti itu. Maka dari itu kita harus mengadakan reinterpretasi
ayat-ayat al-Qur'an, yang dialektika, dinamis antara teks dan konteks, karena
dengan melakukan hal tersebut, ajaran agama akan mengikuti perkembangan zaman
sehingga akan membuat agama tetap relevan dan menjadi panutan bagi umatnya
dalam menjalani kehidupan.
Esack, dalam hal ini berangkat dari
proses pewahyuan progresif yang ia lihat dari adanya konsep asbab al-nuzul dan
nasikh dalam al-Qur'an. Dua konsep inilah dalam pandangan Esack menunjukkan
ke-"aktifan respon Tuhan terhadap kehidupan manusia di muka bumi. Untuk itu,
berkaitan dengan rakyat Afrika Selatan yang majemuk namun berada pada satu
nasib, Esack mencoba melakukan interpretasi terhadap ayat-ayat al-Qur'an
terutama terhadap konsep-konsep teologis ---yang bersifat eksklusif (Islam
eksklusif)---yang telah mapan di kalangan ulama konservatif seperti, konsep
Islam, kafir, jihad, dan konsep mustadl'afun. Dalam kacamata Esack,
konsep-konsep yang bersifat eksklusif tersebut merupakan penghalang tumbuhnya
solidaritas dan persatuan di antara mereka, untuk itu harus di-"nasakh"
dengan interpretasi yang bersifat inklusif dan liberatif (Islam inklusif).
Dalam skripsi ini penulis
menggunakan metode historis-verifikasi dan deskriptif. Artinya, mendeskripsikan
back ground sejarah yang melingkupi Esack dengan maksud untuk memahami karakter
Esack dalam merumuskan pemikirannya dalam bentuk metode tafsir progresif.
Metode ini digunakan untuk melihat benang merah dalam pengembangan pemikiran
Esack, baik yang berhubungan dengan lingkungan historis maupun
pengaruh-pengaruh yang dialami dalam perjalanannya. Selain itu metode ini
digunakan untuk menerjemahkan pikiran dalam konteks dulu ke dalam terminologi
pemahaman yang sesuai dengan cara berpikir sekarang.
Esack meyakini bahwa pluralitas
adalah fitrah Tuhan yang tak terelakkan. Untuk itu, yang terpenting sebagai
khalifatullah fi al-ardl adalah menebar perdamaian di muka bumi sebagai misi
Islam dan menumbuhkan semangat solidaritas dan persatuan dengan senantiasa
berlomba-lomba dalam kebaikan (fastabiq al-khairat) DOWNLOAD
FILE LENGKAPNYA
0 komentar:
Posting Komentar