Get this gadget at facebook popup like box

Minggu, 18 Desember 2011

KEKEKALAN AHIRAT DALAM AL-QUR'AN (STUDI TEMATIK DENGAN PENDEKATAN TEOLOGIS-FILOSOFIS) 3828


KEKEKALAN AHIRAT DALAM AL-QUR'AN (STUDI TEMATIK DENGAN PENDEKATAN TEOLOGIS-FILOSOFIS) 3828


Dalam Islam, salah satu bentuk keyakinan yang fundamental adalah keyakinan tentang adanya hari akhir atau alam akhirat. Keyakinan ini bahkan salah satu dari enam rukuk iman yang wajib diimani oleh setiap muslim. Tanpa adanya keyakinan tentang akhirat, maka seseorang belum dapat disebut sebagai seorang mukmin.
Keimanan kepada Allah dan hari akhir begitu pentingnya, sehingga seringkali dalam beberapa ayat al-Qur'an dijumpai beberapa bentuk keimanan kepada Allah dan akhirat dengan tidak menyebutkan empat rukun iman yang lainnya. Ini menunjukkan bahwa akhirat merupakan tujuan pokok dalam konsep eskatologis dalam Islam.
Akhirat merupakan tempat pembalasan amal kebaikan maupun keburukan. Segala peristiwa yang terjadi di alam dunia akan mendapatkan konsekuensinya di akhirat kelak. Orang yang durhaka akan disiksa di neraka, sedangkan orang yang taat akan diberi kenikmatan di surga. Keduanya, menurut al-Qur'an, akan kekal di dalamnya selama-lamanya.
Namun, keyakinan teologi dalam Islam menyatakan bahwa sifat kekekalan sepatutnya hanya dimiliki oleh Dzat yang tidak berpermulaan (qadim) dan tidak berakhir (baqa'). Dialah Allah yang satu-satunya wajib al-wujud, yakni eksistensinya tidak ditentukan oleh selain-Nya. Inilah bedanya dengan makhluk yang mumkin al-wujud, yakni eksistensinya membutuhkan kepada sebab. Secara logika, segala sesuatu yang mumkin tidak akan menyamai yang wajib.
Allah adalah Khaliq dan selain-Nya adalah makhluk. Dan makhluk tidak menerima kemungkinan memiliki sifat yang sama dengan Khaliq. Pernyataan bahwa akhirat adalah kekal tidak dapat disamakan pengertiannya dengan Allah yang Maha Kekal. Kekekalan yang disematkan pada akhirat berarti bersifat terbatas, yakni keberlangsungannya tergantung kepada kehendak yang menjadikannya kekal.
Dalam penelitian yang telah dilakukan dengan cara kerja tematik, ditemukan bahwa pengertian kekal bukan berarti kebersinambungan yang tanpa akhir. Beberapa redaksi seperti khuld, baqa', muqim, qarar, dan lainnya yang disematkan pada akhirat mengindikasikan adanya bentuk kekekalan yang terbatas, apalagi apabila ditinjau secara teologis-filosofis yang semakin menguatkan asumsi tersebut.
Penelitian yang dilakukan untuk mencari pengertian sesungguhnya dari konsep kekekalan akhirat dalam al-Qur'an ini bersifat library research (studi kepustakaan). Adapun metode yang penulis gunakan adalah langkah-langkah sebagai berikut: Pertama, sumber data, baik primer maupun sekunder. Kedua, teknik pengumpulan data, karena penelitian ini kepustakaan, maka data-data atau informasi yang diperoleh berasal dari kepustakaan. Ketiga, metode analisis yang digunakan adalah metode tematik dengan pendekatan teologis-filosofis. DOWNLOAD FILE LENGKAPNYA

0 komentar:

Posting Komentar