Get this gadget at facebook popup like box

Sabtu, 17 Desember 2011

PUISI-PUISI CINTA KH A. MUSTOFA BISRI (PERSPEKTIF PSIKOLOGIS) 4947


PUISI-PUISI CINTA KH A. MUSTOFA BISRI (PERSPEKTIF PSIKOLOGIS) 4947


Puisi tidak (hanya) memberi informasi tentang sesuatu seperti berita atau artikel, tapi merupakan penuangan renungan. Maka menulis puisi yang mengandung makna, mesti terlebih dahulu merenungkan makna apa yang akan dituangkan. Secara etimologis istilah puisi berasal dari kata bahasa Yunani poites, yang berarti pembangun, pembentuk, pembuat. Dalam bahasa Latin dari kata poeta, yang artinya membangun, menyebabkan, menimbulkan, menyair. Dalam perkembangan selanjutnya, makna kata tersebut menyempit menjadi hasil seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat tertentu dengan menggunakan irama, sajak dan kadang-kadang kata kiasan (Sitomorang, 1980:10).
Perpuisian sufi-penyair tampaklah bahwa mereka tidak sekadar mengindahkan bahasa di dalam sajak. Sufi-penyair dalam menulis sajak agar sampai kepada dunia makna, tidak memulai perjalanannya dari bahasa atau menyusun dunia kata, melainkan berangkat dari makna itu sendiri yang tersusun dari pengalaman demi pengalaman mistik yang estetik yang dialaminya. Bahasa sajak diposisikan hanya sebagai medium dari keindahan pengalaman mistik yangz mereka alami. Karena pengalaman mistik itu sekaligus memiliki kualitas pengalaman estetik, maka hal ini yang menuntun bahasa ungkap mereka menjadi bahasa sajak yang estetik pula.
Begitu pula puisi-puisi cinta KH Mustofa Bisri (Gus Mus, panggilan akrabnya)—Prespektif Psikologis, selain sebagai ulama besar di Indonesias, novelis, pelukis, budayawan dan cendekiawan muslim, serta sosok yang memberi warna baru pada peta perjalanan kehidupan sosial dan politik para ulama. beliau kiai yang bersahaja, bukan kiai yang ambisius. Ia kiai pembelajar bagi para ulama dan umat. Gus Mus dalam menulis sajak-sajak cinta maupun yang lainnya berpegang prinsip keislaman pada syahadad lailllahaillah (tiada Tuhan selain Allah)—merupakan ungkapan jiwa dalam mendekat kepada Allah yang disebut sebagai kekasih. saya ingin menulis, tulis saja. Saya tidak terpengaruh oleh orang-orang yang memiliki teori sastra. Asal Tuhan tidak melarang, saya lakukan saja, inilah yang membuat lebih leluasa tidak ada yang mempengaruhi saya menulis. Sehingga tidak menjadikan beban tidak terikat oleh aturan maupun estetika sastra. Terserah orang mau bilang apa, dikatakan puisi atau tidak silahkan. Dengan berpegang prinsip itu, Gus Mus menjadi enak untuk menulis puisi cinta asalkan tidak melanggar dzat Allah. DOWNLOAD FILE LENGKAPNYA

1 komentar:

Unknown mengatakan...

gak bisa di download?

Posting Komentar