Get this gadget at facebook popup like box

Minggu, 18 Desember 2011

HIJAMAH (BEKAM) MENURUT HADITS NABI SAW. (STUDI TEMATIK HADITS) 3781


HIJAMAH (BEKAM) MENURUT HADITS NABI SAW. (STUDI TEMATIK HADITS) 3781


Hadits atau disebut juga dengan sunnah di samping membahas tentang aturan-aturan, petunjuk yang berkaitan dengan kehidupan akhirat, di dalamnya juga mencakup pembahasan tentang masalah keduniawian, misalnya hadits-hadits tentang pengobatan. Rasulullah SAW. menjelaskan bahwa sesungguhnya penyakit yang diderita oleh seseorang, niscaya memiliki obat. Termasuk obat dan cara pengobatan yang Rasulullah ajarkan kepada ummatnya adalah hijamah (bekam), bahkan dikatakan sebagai sebaik-baik pengobatan. Bekam adalah metode terapi klasik yang kini kembali muncul dan menjadi tren. Pelatihan bekam dan prakteknya menarik minat banyak dokter setelah kajian-kajian ilmiah di berbagai negara di dunia membuktikan efektifitas metode terapi klasik ini. dalam mengobati dan memperingan berbagai keluhan penyakit, khususnya karena bekam memiliki kedudukan istimewa dalam tradisi pengobatan Nabi hingga beliau memberi keistimewaan dalam banyak hadits.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hadits-hadits tentang hijamah (bekam) dan memahami hadits tersebut, memahami pesan moral hadits tentang hijamah (bekam) khususnya yang kontradiktif (bertentangan), untuk mengetahui bagaimana implikasi hijamah (bekam) pada kondisi sosio kultural sekarang ini. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data menggunakan metode tematik (maudhu'i). Setelah data terkumpul data diolah dan di analisis dengan menggunakan metode deskriptif analisis dan analisis kontekstual.
Penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan, bahwa bekam pada masa Nabi seperti yang termuat dalam hadist-hadist perintah anjuran untuk bekam tidak memuat atau menguraikan caranya secara jelas akan tetapi dalam hadits tersebut mengindikasikan jenis bekam basah (dengan sayatan) ini sesuai dengan ungkapan dalam hadits Nabi "syartatun mihjam" yang berarti sayatan bekam. Dalam hadits tersebut menjelaskan tentang keutamaan, waktu-waktu yang efektif, dan titik-titik bekam. Menanggapi tentang hadits yang kontradiktif (bertentangan) secara tekstual yaitu berkaitan dengan hadits yang menyatakan batal puasa orang yang membekam dan yang dibekam, menurut penulis bahwa berbekam pada saat berpuasa tidak membatalkan puasa, konteks hadits tersebut menyatakan bahwa yang batal adalah pahala puasanya, karena yang membekam dan yang dibekam sedang asyik membicarakan kejelekan orang lain (ghibah), Menanggapi tentang hadits yang kontradiktif (bertentangan) secara tekstual berkaitan dengan status profesi hajim (tukang bekam) adalah kotor (haram) dikhawatirkan dalam proses bekamnya menggunakan benda-benda yang haram, diantaranya adalah minyak anjing dan sejenisnya, sehinga kalimat yang digunakan dalam satu riwayat adalah "syarrul kasbi mahrul baghyi wa tsamanul kalbi wa kasbul hijami". Kata kasbul hijami disesajajarkan dengan tsamanul kalbi, merupakan indikasi bahwa praktek bekam tidak lepas dari praktek yang diharamkan, selagi mengunakan barang-barang yang diharamkan syara'. Jadi pada dasarnya profesi bekam tidak dilarang yang dilarang adalah jika pada praktek bekam mengunakan barang-barang yang diharamkan syara'.
Implikasi hijamah (bekam) pada kondisi sosio kultural sekarang mempunyai implikasi yang positif di masyarakat. yaitu dalam hal menyembuhkan penyakit, selain efektif dan efesien, dari segi biaya juga terjangkau. Selain itu, tali silaturrahmi antara satu dengan yang lainnya menjadi erat kembali. Pengaruh bekam pada kondisi sosio kultural sekarang ini sangat besar baik dalam hal menyembuhkan penyakit maupun dalam hal lainnya termasuk di dalamnya adalah menarik perhatian para peneliti. Bahwa bekam ini menjadi perhatian besar di Negara Eropa dan Amerika. Terapi bekam ini cukup populer diantaranya pada perguruan tinggi dan akademi yang mengajarkan kurikulum pengobatan alternatif.
DOWNLOAD FILE LENGKAPNYA

1 komentar:

Anonim mengatakan...

thanks

Posting Komentar