KEBERAGAMAAN UMAT TRI DHARMA (STUDI KASUS DI VIHARA
AVALOKITESVARA GUNUNG KALONG UNGARAN) 4375
Keberagamaan manusia turut
ditentukan oleh pelbagai pengaruh luar dari lingkungan, baik sosial, budaya
maupun polotik. Demikian pula keberagamaan umat Tri Dharma (Buddhisme, Kong Hu
Cu dan Taoisme) di Vihara Avalokitesvara Gunung Kalong Ungaran, yang karena
pelbagai alasan, mereka harus beribadah di dalam satu tempat ibadah. Namun
kondisi ini, secara lebih lanjut, pasti juga mempengaruhi sikap dan bentuk
keberagamaan umat mereka. Fenomena lain yang menarik untuk diamati, bahwa antar
ketiga umat tersebut tidak pernah terjadi konflik satu sama lain. Dalam hal
ini, tentu ada sebuah managemen khusus yang diterapkan untuk mengatur ketiga
umat Tri Dharma sehingga kerukunan beragama tersebut dapat tetap terjaga sampai
sekarang.
Oleh karena itu, penting untuk
mengetahui kesaling-terkaitan antar pelbagai fenomena tersebut dengan
keberagamaan umat Tri Dharma di Vihara Avalokitesvara Gunung Kalong Ungaran.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang pengumpulan datanya
dilakukan dengan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedang proses
analisis dilakukan dengan mendasarkan pada metode analisis deskriptif
kualitatif. Berdasarkan hasil yang diperoleh, ditemukan adanya beberapa faktor
yang mempengaruhi keberagamaan umat Tri Dharma di Vihara Avalokitesvara Gunung
Kalong Ungaran.
Kebijakan pemerintah Indonesia yang
tidak mengakui Kong Hu Cu dan Taoisme sebagai agama, merupakan faktor eksternal
utama yang mendorong umat Tri Dharma beribadah di dalam satu tempat. Selain
itu, dari kalangan agamawan dan akademis dari latar belakang keagamaan umat Tri
Dharma maupun luar, juga tidak sependapat tentang setatus keagamaan Kong Hu Cu
dan Taoisme. Namun, hal ini juga didukung oleh beberapa faktor internal dari
umat Tri Dharma. Secara normatif, Buddhisme Mahayana yang secara formal diakui
sebagai agama, sangat fleksibel sehingga dapat menampung umat Kong Hu Cu dan
Taoisme. Bahkan kalau diruntut kembali dari akar dan tempat perkembangan ajaran
Tri Dharma, secara kultural ketiga ajaran tersebut memang dekat dan saling
mempengaruhi satu sama lain.
Buddhisme tampak lebih menonjol
dalam hal manajemen seluruh aktivitas keagamaan di vihara. Mulai dari
pelaksanaan ritual sehingga ajaran yang didakwahkan kepada umat Tri Dharma
lebih mengutamakan Buddhisme, akan tetapi juga dirangkai dengan Kong Hu Cu dan
Taoisme, bahkan juga Kejawen. Meskipun demikian, untuk menciptakan suasana
harmonis antar umat Tri Dharma, tidak ada aturan khusus yang mengatur hubungan
ketiga umat di dalam vihara. Melainkan, melalui pembangunan kesadaran yang
dilakukan dalam bentuk ceramah oleh pemuka agama di setiap ritual kebaktian. DOWNLOAD
FILE LENGKAPNYA
0 komentar:
Posting Komentar