KEHIDUPAN BERAGAMA MINORITAS KRISTEN KATHOLIK DI
TENGAH-TENGAH KOMUNITAS SANTRI DI DESA KRAJAN KULON KALIWUNGU KENDAL 4360
Keragaman dalam memeluk agama
menjadi realitas dalam masyarakat pluralis yang tidak dapat dihindarkan,
sebagaimana yang terjadi dalam masyarakat Desa Krajan Kulon Kaliwungu Kendal,
yang tidak hanya terdiri dari satu agama tetapi juga terdiri dari beberapa
agama yaitu Islam, Kristen Katolik, Kristen Protestan dan lainnya. Krajan kulon
mempunyai kebutuhan pokok untuk membuat damai masyarakatnya dalam merasakan
kehidupannya yang penih dengan perbedaan keyakinan. Masalah kerukunan beragama
menjadi sangat penting dalam kehidupan sehari-hari untuk itu peneliti tertarik
untuk mengkaji lebih jauh tentang bagaimana hubungan beragama antara kaum
minoritas Kristiani dengan golongan komunitas santri di Desa Krajan Kulon
Kaliwungu Kendal
Penelitian ini bertujuan untuk: (1)
Mengetahui kehidupan masyarakat santri (Islam) di desa Krajan Kulon Kaliwungu
Kendal. (2) Mengetahui kehidupan masyarakat yang beragama Kristen Katolik. (3)
Mengetahui bentuk interaksi dan kerukunan beragama masyarakat minoritas Kristen
di tengah-tengah masyarakat santri (Islam) di Desa Krajan Kulon Kaliwungu
Kendal.
Jenis penelitian ini adalah
penelitian kualitatif lapangan dengan menggunakan pendekatan fenomenologis yang
merupakan sebuah pendekatan logika-logika serta teori-teori yang sesuai dengan
lapangan. Data penelitian yang terkumpul kemudian dianalisis dengan teknik
analisis deskriptif yang mengacu pada analisis data secara induktif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
(1). Kehidupan masyarakat santri di Krajan Kulon tidak jauh berbeda dengan
santri lain yaitu suatu masyarakat yang mengaji dengan berbagai ajaran kitab
klasik, Kyai merupakan figur utama bagi kalangan ini, sehingga fatwa kyai
adalah segala-galanya, para santri yang ada di Krajan Kulon selain berasal dari
desa Krajan Kulon sendiri juga berasal dari beberapa daerah di Indonesia,
dengan latar belakang yang beranekaragam maka pola pembinaan yang dilakukan
pesantren secara bertahap. (2) Kehidupan masyarakat Kristen di Krajan Kulon
dalam hal sosialisasi lebih banyak membaur dengan budaya pesantren yang
berkembang di Krajan Kulon, bahkan mereka sering datang ke acara hajatan yang
bernuansa Islam hanya sekedar ikut menghormati, dan menghargai lingkungan
sekelilingnya, bahkan kaum Kristiani ada yang siap jadi donatur dalam acara
kegiatan kaum santri seperti pengajian, sedang untuk urusan ibadah dan
ketauhidan lainnya mereka memisahkan dari kaum Islam. (3)Bentuk interaksi yang
dilakukan antar umat beragama dalam hal ini kaum mayoritas santri dan minoritas
Kristen dijalin sebagai upaya untuk mempertahankan hubungan baik antar pemeluk
agama yang sudah lama terjalin, menghargai perbedaan, menghormati sesama
pemeluk, menjaga ketenteraman bagi pemeluk lain yang melakukan ibadah, dan
kesadaran yang tinggi dari para pemuka agama merupakan pola hubungan
kekerabatan yang selama ini terjalin dengan baik, selain itu peran pemerintah
desa dalam membuat acara yang menyatukan kedua pemeluk menjadi salah satu
bentuk pola kerukunan yang tercipta, Krajan Kulon merupakan salah satu desa
yang tercipta kerukunan antar umat beragama tanpa diskriminasi.
0 komentar:
Posting Komentar